LAGUKU

Jumat, 22 November 2013

Bukan Maksud Hati

Terkadang, bahkan mungkin selalu mereka menganggap aku perusuh
Namun tahukah mereka> Bukan maksudku ikut campur

Jika menara mampu mereka bangun sampai puncak tanpa arsitek bangunan.... itu tak masalah
Sementara realitanya hingga sekian lama menara itu tak pernah usai kalian bangun
 Itu hanya secuil perumpamaan saja yang bisa ku ungkapkan
Penggambaran bahwa bukan maksud hati mengusik
aku hanya ingin tak ada yang adu fisik dan hancur raga
meski nanti hati terlanjur terbantai mengenaskan oleh sebuah kisah

Bagaimana kalian bisa mengerti?
Kekerasanku bukan untuk menyingkirkan, itu untuk menyadarkan bahwa dunia luar yang kan kalian hadapi jauh lebih keras
Pengertianku bukan untuk memanjakan atau pilih kasih sepihak, itu bentuk kesadaranku bahwa menghadapi banyak kepala tak mungkin samarata
Keingintahuanku buka untuk jadi pahlawan atau sok berkuasa, itu perjuanganku untuk mempertahankan keutuhan 

Berusaha ku jelaskan semua hanya saja aku tak sanggup, sampai belum ada yang mendengarkan memahami perbuatanku,
Malah selalu kalian bantah dan runyamkan segala
Tiada untung bagiku turut berfikir, dan pontang-panting
Tiada rugi bagiku jika aku pergi dan tak peduli

Karena ini...
Rasa kasihku pada wadah inilah yang membuatku masih bertahan membentang hati, jarak, otak, dan ego
Lalu, untuk siapa?
KALIAN....untuk kalian


Pernahkah sekali saja berpikir bagi kalian yang telah merendahkan dan berpaling dariku....
Sakit rasa perih yang menyayat hatiku kini seakan menjadi teman, karena itu yang selalu kalian berikan
Penghinaan, kebohongan, caci-maki, pandangan rendah, muka muram, ketidakpedulian semua khatam bagiku....

Cukup ingat, sekokoh apa pun batu gunung di bawah air terjun tetap bisa berlubang!

Kamis, 12 September 2013

LOVEMETER??

Lihat bulan dan sebuah bintang itu bersanding bermalam-malam
Meski posisi berubah dan bintang lain yang mengitari tetaplah mereka berdua yang terindah
Aku dan kamu tak nampak satu walau pun semua telah indah
Rasaku padamu tak terukur, sejauh? seluas? sebesar? tiada akan terjamah oleh kata dan rupa
Tak ada pengukur cinta di dunia ini sekalipun matamu mencari ujung kata cinta melewati mata yang lain

Hati rapuh setipis lapisan embun beku yang takut kehilangan
Akal dalam misteri membungkus kaku raga yang takut kembali dibuang
Jiwa menggigil dalam nol derajat yang takut tertelan gelap karena bosan
Yakin yang entah datang dari manalah yang membuatku bertahan tak tergoyahkan

Ingin ku teriakkan seberapa aku bertahtakan kekurangan
Menyebar serpihan kata dalam setiap keping ketidakpantasan
Menyapu awan hitam yang mungkin membuatmu menyadari nanti seberapa kusam sutra hati
Seribu kata tidak akan membuat segala utuh jika telah kau bantai
Maka jagalah dari segala sisi supaya semua menjadi pasti dan terpatri utuh

Semasa hati ini memilihmu aku tak akan lari
Selama yakin ini padamu aku tak akan bosan
Sepanjang setiamu untuk ikatan ini aku tak akan berpaling
Sejauh mata ini memandang ketulusanmu aku tak kan biarkanmu terluka

Percayalah tiada LOVEMETER di dalam kisah ini
Karena kita bersama laksana angin dan partikel debu yang tak nampak tapi menyatu. 

Kamis, 27 Juni 2013

Angin dan Air Mata



Seketika hati ini remuk menahan pedih
Menahan kenyataan bahwa aku hanya bagian yang menyebalkan dan tak berguna
Bila memang niat dan angan baikku merusak dan menjemukan kalian
Kenapa kalian tak ungkapkan dari awal?

Kan aku terima segalanya dari awal
Jika memang kalian tak suka
Seandainya iya aku harus kalian cukupkan
Mungkin seharusnya aku tak pernah tau dan peduli segalanya

Memang nampaknya aku baru mengenal kalian malam ini
Dengan semua pernyataan yang menyentak dan membuatku tersadar
Bahwa….
Tidak seharusnya saya berkata, mengingatkan, dan peduli
Tidak seharusnya saya percaya dan terlanjur menganggap kita solid
Tidak seharusnya saya berperan terlampau jauh
Tidak seharusnya saya tau dan mencari tau segalanya
Dan iya… saya yang keliru dan saya yang tak sempurna

Dari rasa terperi ini aku hanya ingin kalian tau
Aku pun wanita yang saat tersayat hatinya pasti butuh proses yang panjang untuk mengobati
Aku hidup dan berhak kalian anggap ada bukan hanya sebagai anak kecil pemeriah suasana semata
Aku terpisah jauh dari kalian mengingatkan bahwa jarak tak membuatku mundur meski kalian tak peduli yg aku tempuh

Di malam ini air mata nan terbentung menaun tumpah di perjalanan
Dan lihat angin saja begitu baik mengapusnya, sementara kalian….?
Demi air mata ini aku selesaikan semua kawan
Aku tutup semua gerbang terang yang membuatku mengerti bagaimana setiap keadaan terjadi
Demi angin yang baik hati ini akan ku campakan semua rasa ingin
Aku hapus pengingat dan ucapan tak berarti dari bibir dan akalku
Demi tatap rendah yang kalian pancarkan
Kubunuh riang dan senyawa rengkat yang menyatukan kita

Seperti inilah aku yang untuk kemauan kalian akan kuturuti semua dalam diam
Agar telinga kalian tak lagi sakit
Agar hati kalian tentram tanpa aku sang pengganggu
Agar kalian bebas melakukan dan menetukan jalan hidup dengan tenang

Bukan saya menyerah dan mengundurkan diri saya hanya ingin kalian bahagia tanpa tersiksa dengan adanya seorang saya…

Selasa, 25 Juni 2013

Satu Kata Sejuta Rasa

Banyak orang merasakannya,
banyak yang menginginkannya dan menunggunya.

Kata yang sangat bisa membuat orang menjadi tersenyum,
kadang membuat orang menjadi luar biasa,
bahkan gila olehnya

Sejuta rasa yang entah bagimana menterjemahkannya,
tidak hanya sekedar rasa yang dirasakan.
Rasa itu
Yang ku alami

Kata sejuta rasa itu telah bersemayam.
Rasa yang membuat hati ku selalu tergetar,
rasa yang membuat semua terasa nyaman.

Kata yang selalu ku ingat,
 semoga kata itu yang selalu membuat ku tersenyum.

Do'a ku kepada Tuhan untuk orang yg ku cinta dan untuk mu yang ku sayangi.

your_mine

Senin, 24 Juni 2013

Fatwa Pujangga


Banyak ketakutan saat kita tidak bersama,
terpisah antara ruang dan waktu...

Hanya rasa sayang ini yang menguatkan ku,
kepercayaan yg kuberi akan mengobati kerinduan ku pada mu.

Ya tidak mesti dari terbit fajar sampai terbenam kita harus bersua...

Asal kamu ingat kesetiaan ku junjung tinggi dalam hidup..
 Walau Aku di sakiti akan ku coba lagi untuk mempercayai,
dan sampai aku benar-benar mati akan semua dusta...

your_mine

Lorong Penembus Lengang

lama sudah ku jelajahi lorong ini seorang diri
menghadapi luka dan senang tanpa belahan jiwa
begitu terang aku menyadari kekurangan diri
merajut impian bersama ia yang menggenggam erat tanganku

sementara jera itu bukan soal mudah dalam hidup
aku jera ditinggalkan
aku jera diabaikan
aku jera dianggap mati
tapi aku tak jera mengulangi semua rasa demi mendapat luka yang terparah
agar aku kebal dan tahan lara
dan berhasil sudah....

sebuah kata usai mewakili

bukan mata yang memilih
bukan mulut yang berbicara
bukan akal yang berpikir keras
namun hati yang murni yang terlampau jujur
mengantarkan aku pada sang penembus lengang

jaga kepercayaan ini hingga usang tak berpenghuni
simpan cinta ini hingga lorong sendu menjadi kelabu
jadikan semua tetap kan indah meski keterjalan menghadang
sampai waktu dan peristiwa menyadari ujian apa pun kan kita lewati

bersamamu ku temukan pendamai baru
bersamamu yang ku jadikan naungan dalam lorong hidupku
tapi km harus tau....
bukan berarti tiap fajar dan senja kita harus bersua
cukupkanlah kepercayaan inti kau jadikan modal untuk kebersamaan abadi

karena...
kau dan aku telah menjadi kita


Minggu, 23 Juni 2013

Kita Luar Biasa




Masih ingat waktu itu 18-19 Juni 2013
Di sore menjelang malam setelah ujian UAS terakhir dalam sejarah hidupku
Membeli sedikit cemilan untuk di perjalanan sebelum sampai rumah
Di umah menatap laptop mengakses jejaring facebook sementara bingung mau apa yang akan terlebih dulu dilakukan
Karena esok adalah hari menghadapi malam keakraban terakhir bersama kawan2 kelas

Dengan gontai dalam rasa sedih senang dan tak sabar
Perlahan tapi pasti setiap barang yang diperlukan dalam 2 hari 1 malam mulai masuk kedalam tas gendutku
Tak lupa dogi sebagai jubah kebesaran untuk latihan selepas sampai dari ungaran
Tak seperti biasa tidurku lebih awal, agar aku bias bangun pagi-pagi

Pagi pun tiba luar biasa aku bangun pagi kali ini
Cepat-cepat diri ini menghampiri kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus ungu sembari mengemasi perlengkapan mandi

Tiba di parkiran kampus 5 langkah beranjak dari motor seorang kawan di ujung arena parker menelfon mengomando agar aku memindahkan motor di lokasi penitipan yang sudah ditetapkan
Sejenak aku bertanya “teman yang lain ke mana bang?”
“Ada di gazebo!” katanya

Dua tas kakak beradik menemaniku kali ini
Di gazebo kawan2 sudah siaga menyongsong perjalanan jauh 4 jam
Ternyata jam keberangkatan mindur 2 jam dari yang ditargetkan
Hebatnya semua tetap senang kecuali bapak sopir bus tentunya yang sudah kering menunggu sedari pagi buta untuk keberangkatan


Memilih-milih tempat duduk dan fix sudah akhirnya kami berangkat juga
Layaknya anak kecil begitu bus mulai bergerak semuanya berteriak kegirangan
Perjalanan terasa lama meski diiringi nyanyian dan obrolan ringan

Tiba di lokasi ternyata kami harus jalan kaki sampai penginapan yang lelah, pegal, keringatan, sampai berkunang2 pun ada…

Istirahat setelah perjalanan dan acara game malam keakraban pun berlangsung
Diselingi Sholat jamaah bersama
Nyala redup lilin benar2 membuat aku tercengan
Secepat inikah kebersamaan dalam dunia kuliah kami usai
Di mana bahkan ada beberapa yang baru saja aku kenal baik
Di mana susah sedih bersama menerima tugas dan berjuang bersama dalam kelas
Seraya menampung kegelisahan akan perpisahan dinginya hawa gunung pun tak mampu membuatku meringkuk malam itu

Namun kala pagi dingin mulai menusuk tulang tapi untunglah sudah waktunya Subuh sekalianlah bangun melaksanakan kewajiban dan goooooo…..
Foto2 narsis menunggu kawan lain bangun dan cussssss mendaki gunung
Menerobos ke Sembilan candi ditemani pemandangan indah tak terlupakan
Meski hati rontok tak karuan mengetahui banyak makhluk yang tak ku sukai di sana
Hati senang riang berfoto ria dan bercanda syik di tengah hamparan alam manis dan cantik

Selesai sesi foto dan naik gunung mampirlah di sebuah warung souvenir membeli gelang2 gak jelas

Beranjak menuju penginapan seorang kawan memanggil dan yeeee…. Dapat sate kelinci gratis…

Kembali ke penginapan bersih-bersih dan makan siang,
Makan siang dengan menu paling enak
Tibalah saat penutupan bersama, berdoa dan berjabat tangan
Siapa sangka air mata tumpah ruah tak pria maupun wanita semua merasa kehilangan
Aku sedih tapi aku tak menanis karena ku rasa cukup semua ini menjadi awal dari kesuksesan kami semua

Perjalnan pulang terasa sepi
Terlihat lelah dan kusut di wajah kawan2
Tapi aku tetap ngoceh tiada akhir..dari pada toying
Membawa segudang kenangan dan beberapa kawan baru, waktu pulang terasa lebih cepat
Instruksi hati dan pikiranku melaju jangan lupakan saat2 ini dan kemarin


Menjelang Maghrib sampailah di kampus tercinta
Kala lampu terang menyala dalam bus semua berteriak, jujur arti teriakanku saat itu adalah sedikit ekspresi ketidakrelaanku semua ini berakhir cepat
Langkah berat menuju kos kawan dalam rangka persiapan latihan
Menyisakan rasa lara yang sulit dilukiskan dalam kebahagiaan yang terselubung

Tahukah kita, bahwa kita luar biasa?
Tahukah kita, bahwa kita adalah gerbang penerima perbedaan?
Tahukah kita, bahwa kita kini mulai hidup untuk jenjang nyawa yang lebih berada?

KITA ADA, KITA HEBAT, DAN KITA BISA MERAJAI DUNIA 10-S1SI-06

Minggu, 16 Juni 2013

Bagaimana Bisa?



 Mempercayaimu apakah karena aku masih tergolong polos?
Menganggapmu sahabat seperti kau adalah seorang pendamai
Melewati malam dan berbagai cerita bersama

Tapi….
Bagaimana bisa…
Aku mempercayaimu dan kau membuang dengan mudah kepercayaanku…
Di awal mereka katakana padaku bahwa kau bukan orang terpercaya…
Aku tolak kata mereka dan aku yakin kau masih akan melindungi kepercayaanku…

Dan sekarang..
Aku melihat dan mendengar kemudahanmu menuangkan ungkapanku pada telinga orang lain….
Pedih rasanya… aku kehilanganmu yang aku percaya….
Bisa apa aku tetap manusia biasa dengan beragam kelemahan…
Tak akan kujatuhkan harga dirimu karna aku tau 3 insan telah menganggapmu seperti aku menanggapmu kini…
Karna kau telah lari dan tak menemui kami…
Larilah sejauh mungkin tapi maaf seandainya kau kembali aku tak mampu menerimamu seperti dulu itu….

Rabu, 12 Juni 2013

CARAKU

semua berasal dari sini maka kan saya akhiri di sini...
mengejar jauh impian hidup..

biar cinta terbelah sebelas, 
biar masalah meraung rengkat, 
biar malu mengepung bahu, 
biar sakit merambah luas, 
bisar asa mengancam jerat, 
biar fitnah mengintai jalan...

doa kan terus panjang teruntai...
semangat kan tetap merajai...
perjuangan kan tetap tiada akhir...
keyakinan kan kan tetap digenggam...


tampat keras semangat yang tertidur, takkan ku fikir untuk  mundur
sayat lebar titik jenuh, buat semua makin gaduh
remukkan kebekuan suasana, panen ria hasil kerja sama

Sabtu, 25 Mei 2013

Darah Hitam

Nggak usah peduliin hati yang udah mampus
Semangkok kerendahan hati melekat hangus
Segerombol hewan yang mengaku orang itu semakin haus
Haus akan darah hingga jadi kurus
Pikirnya jalan akhirat nanti juga akan mulus
Padahalkan mereka cuma tikus
Ada di tiap kota, aparat sampai kualahan untuk meringkus
Merusak sistem kenegaraan, saraf ekonomi, jalinan silaturahmi tak ubahnya virus
Tali romantika dan rantai hidup udah putus
Planet bumi nelangsa tak terurus
Si gendut langsung kurus
Si cerdas didepak dari kampus
Kalau dijumlah semua gara-gara fulus

Nafas Dari Gerbang Pemusnah

Segar ingatan tusukan pedang di dada
Desah nafas mengkritik habis sisa nestapa
Berputar utuh, memandang belenggu kalbu
Nampak gerbang baja kokoh berlapis embun pagi
Pembelenggu itu berkata
"Ikhlaskan... maka kau akan lewati gerbang itu dengan mudah"
Termangu dalam tatap tak bergerak
Suara itu menyentak kuat degub jantung
Musnah hilang harapan dalam angan
Mengulang luas kenangan lama waktu untuk merelakan dalam doa terngiang suara alam
"Selalu ada yang menunggu di luar gerbang untuk bahagiamu"

Minggu, 03 Februari 2013

Jangan Lagi Tentang Perasaan

Pengakuan baru saja kubuat di kedua sahabat luar bisaaku
Mereka marah, menyesalkan, dan terkejut kala itu
Pengakuan aneh muncul dari bibir pedasku
Pertama dalam hidup aku mengakui aku pernah mengasihinya

Mungkin aku menyesal setelah mengetahui bahwa kau pun dulu sebenarnya mengasihiku
Namun aku tak bisa, sungguh tak bisa…
Karena ada orang ketiga yang pun mencintaimu
Melewati batas kesempurnaan dan kedewasaan aku jadikan satu kalian berdua

Aku sakit, meringis tragis dalam hati
Dan semua pernah ku rasa berlalu
Sebuah harapan bahwa dengan manja, pesona, dan sisi lain seorang ia dapat membahagiakanmu
Sulit sungguh tak bisa kulupakan kata2nya tentang aku yang terlanjur menggores hatiku

Aku faham dan aku tau dia tak suka padaku
Tapi aku bisa apa jika aku bersamamu maka ia akan tersakiti
Sementara aku sadar betul ia tak sekuat aku
Sementara ia mengaku kan lari dari semua tanggungkawab yang sudah kita percayakan bila kau tak bersamanya

Pernah ku berfikir jika membahagiakan ia saja kau tak mampu
Jika memegang kendali amarahnya saja kau kualahan
Bisakah kau jadi imamku?
Terlepas dari apakah dengan saling memiliki kalian bahagia?
Baru ku sadari bukan dari satu sisi penerimaan kita kan bahagia
Tapi dari timbal balik umpan hati yang terpautkan

Aku sudah jera, mati rasa melihat kalian dalam gandeng tangan dan kata cinta
Maka ku buat kalian benci padaku dengan harapan aku bisa mebenci kalian
Lalu ku hapus semua foto kau dan aku dalam 1 frame
Dan kutenggelamkan kepedihan dalam tangis yang tak terealisasi

Aku hanya ingin kau tau aku bukan gadis lemah
Aku hanya ingin kau bahagia,
Jika kau bersamaku mungkin kau dan dia menderita
Tapi jika kau bersamanya mungkin kalian akan bahagia
Meski cintamu baru tumbuh di pertengahan jalan
Paling tidak 2 bahagia 1 menderita lebih baik
Dari pada 1 bahagia dan 2 menderita

Semua rasa dan asa yang ku tuangkan dalam kisah diatas pun melebur hangus
Ketika aku tahu ia yang sudah pernah aku percayai untuk membahagiakanmu
Membagi dua hatinya untuk orang lain
Membandingkanmu dengan sosok idamannya yang lain
Menyesali apa yang telah terjadi bersamamu
Terus mengumbar wajah muram di hadapanmu

Aku harus apa?
Rasa ngilu di dada ini dua kali lipat
Andai bisa ku katakana padanya..
“cukup cukupkanlah… kerelaan ini sudah buat aku terhempas jauh jangan lagi kau bakar musnah dengan sebuah pengianatan hati”

Aku tak mau ia menyakitimu
Jadi jangan bicara tentang perasaan padaku
Karena kalian tak tau nseperti apa rasa ini ketika melihat kalian
Jadi jangan sok kuat di depanku karena hati ini sudah tak kenal lagi cemburu
Bahkan aku suap hatiku sendiri demi tetap berdirinya sebuah perkumpulan sejati