Terkadang, bahkan mungkin selalu mereka menganggap aku perusuh
Namun tahukah mereka> Bukan maksudku ikut campur
Jika menara mampu mereka bangun sampai puncak tanpa arsitek bangunan.... itu tak masalah
Sementara realitanya hingga sekian lama menara itu tak pernah usai kalian bangun
Itu hanya secuil perumpamaan saja yang bisa ku ungkapkan
Penggambaran bahwa bukan maksud hati mengusik
aku hanya ingin tak ada yang adu fisik dan hancur raga
meski nanti hati terlanjur terbantai mengenaskan oleh sebuah kisah
Bagaimana kalian bisa mengerti?
Kekerasanku bukan untuk menyingkirkan, itu untuk menyadarkan bahwa dunia luar yang kan kalian hadapi jauh lebih keras
Pengertianku bukan untuk memanjakan atau pilih kasih sepihak, itu bentuk kesadaranku bahwa menghadapi banyak kepala tak mungkin samarata
Keingintahuanku buka untuk jadi pahlawan atau sok berkuasa, itu perjuanganku untuk mempertahankan keutuhan
Berusaha ku jelaskan semua hanya saja aku tak sanggup, sampai belum ada yang mendengarkan memahami perbuatanku,
Malah selalu kalian bantah dan runyamkan segala
Tiada untung bagiku turut berfikir, dan pontang-panting
Tiada rugi bagiku jika aku pergi dan tak peduli
Karena ini...
Rasa kasihku pada wadah inilah yang membuatku masih bertahan membentang hati, jarak, otak, dan ego
Lalu, untuk siapa?
KALIAN....untuk kalian
Pernahkah sekali saja berpikir bagi kalian yang telah merendahkan dan berpaling dariku....
Sakit rasa perih yang menyayat hatiku kini seakan menjadi teman, karena itu yang selalu kalian berikan
Penghinaan, kebohongan, caci-maki, pandangan rendah, muka muram, ketidakpedulian semua khatam bagiku....
Cukup ingat, sekokoh apa pun batu gunung di bawah air terjun tetap bisa berlubang!
LAGUKU
Jumat, 22 November 2013
Kamis, 12 September 2013
LOVEMETER??
Lihat bulan dan sebuah bintang itu bersanding bermalam-malam
Meski posisi berubah dan bintang lain yang mengitari tetaplah mereka berdua yang terindah
Aku dan kamu tak nampak satu walau pun semua telah indah
Rasaku padamu tak terukur, sejauh? seluas? sebesar? tiada akan terjamah oleh kata dan rupa
Tak ada pengukur cinta di dunia ini sekalipun matamu mencari ujung kata cinta melewati mata yang lain
Hati rapuh setipis lapisan embun beku yang takut kehilangan
Akal dalam misteri membungkus kaku raga yang takut kembali dibuang
Jiwa menggigil dalam nol derajat yang takut tertelan gelap karena bosan
Yakin yang entah datang dari manalah yang membuatku bertahan tak tergoyahkan
Ingin ku teriakkan seberapa aku bertahtakan kekurangan
Menyebar serpihan kata dalam setiap keping ketidakpantasan
Menyapu awan hitam yang mungkin membuatmu menyadari nanti seberapa kusam sutra hati
Seribu kata tidak akan membuat segala utuh jika telah kau bantai
Maka jagalah dari segala sisi supaya semua menjadi pasti dan terpatri utuh
Semasa hati ini memilihmu aku tak akan lari
Selama yakin ini padamu aku tak akan bosan
Sepanjang setiamu untuk ikatan ini aku tak akan berpaling
Sejauh mata ini memandang ketulusanmu aku tak kan biarkanmu terluka
Percayalah tiada LOVEMETER di dalam kisah ini
Karena kita bersama laksana angin dan partikel debu yang tak nampak tapi menyatu.
Meski posisi berubah dan bintang lain yang mengitari tetaplah mereka berdua yang terindah
Aku dan kamu tak nampak satu walau pun semua telah indah
Rasaku padamu tak terukur, sejauh? seluas? sebesar? tiada akan terjamah oleh kata dan rupa
Tak ada pengukur cinta di dunia ini sekalipun matamu mencari ujung kata cinta melewati mata yang lain
Hati rapuh setipis lapisan embun beku yang takut kehilangan
Akal dalam misteri membungkus kaku raga yang takut kembali dibuang
Jiwa menggigil dalam nol derajat yang takut tertelan gelap karena bosan
Yakin yang entah datang dari manalah yang membuatku bertahan tak tergoyahkan
Ingin ku teriakkan seberapa aku bertahtakan kekurangan
Menyebar serpihan kata dalam setiap keping ketidakpantasan
Menyapu awan hitam yang mungkin membuatmu menyadari nanti seberapa kusam sutra hati
Seribu kata tidak akan membuat segala utuh jika telah kau bantai
Maka jagalah dari segala sisi supaya semua menjadi pasti dan terpatri utuh
Semasa hati ini memilihmu aku tak akan lari
Selama yakin ini padamu aku tak akan bosan
Sepanjang setiamu untuk ikatan ini aku tak akan berpaling
Sejauh mata ini memandang ketulusanmu aku tak kan biarkanmu terluka
Percayalah tiada LOVEMETER di dalam kisah ini
Karena kita bersama laksana angin dan partikel debu yang tak nampak tapi menyatu.
Kamis, 27 Juni 2013
Angin dan Air Mata
Seketika hati ini
remuk menahan pedih
Menahan kenyataan
bahwa aku hanya bagian yang menyebalkan dan tak berguna
Bila memang niat
dan angan baikku merusak dan menjemukan kalian
Kenapa kalian tak
ungkapkan dari awal?
Kan aku terima segalanya
dari awal
Jika memang kalian
tak suka
Seandainya iya aku
harus kalian cukupkan
Mungkin seharusnya
aku tak pernah tau dan peduli segalanya
Memang nampaknya
aku baru mengenal kalian malam ini
Dengan semua
pernyataan yang menyentak dan membuatku tersadar
Bahwa….
Tidak seharusnya
saya berkata, mengingatkan, dan peduli
Tidak seharusnya
saya percaya dan terlanjur menganggap kita solid
Tidak seharusnya
saya berperan terlampau jauh
Tidak seharusnya
saya tau dan mencari tau segalanya
Dan iya… saya yang
keliru dan saya yang tak sempurna
Dari rasa terperi
ini aku hanya ingin kalian tau
Aku pun wanita
yang saat tersayat hatinya pasti butuh proses yang panjang untuk mengobati
Aku hidup dan
berhak kalian anggap ada bukan hanya sebagai anak kecil pemeriah suasana semata
Aku terpisah jauh
dari kalian mengingatkan bahwa jarak tak membuatku mundur meski kalian tak
peduli yg aku tempuh
Di malam ini air
mata nan terbentung menaun tumpah di perjalanan
Dan lihat angin
saja begitu baik mengapusnya, sementara kalian….?
Demi air mata ini
aku selesaikan semua kawan
Aku tutup semua
gerbang terang yang membuatku mengerti bagaimana setiap keadaan terjadi
Demi angin yang
baik hati ini akan ku campakan semua rasa ingin
Aku hapus
pengingat dan ucapan tak berarti dari bibir dan akalku
Demi tatap rendah
yang kalian pancarkan
Kubunuh riang dan
senyawa rengkat yang menyatukan kita
Seperti inilah aku
yang untuk kemauan kalian akan kuturuti semua dalam diam
Agar telinga
kalian tak lagi sakit
Agar hati kalian
tentram tanpa aku sang pengganggu
Agar kalian bebas
melakukan dan menetukan jalan hidup dengan tenang
Bukan saya
menyerah dan mengundurkan diri saya hanya ingin kalian bahagia tanpa tersiksa
dengan adanya seorang saya…
Selasa, 25 Juni 2013
Satu Kata Sejuta Rasa
Banyak orang merasakannya,
banyak yang menginginkannya dan menunggunya.
Kata yang sangat bisa membuat orang menjadi tersenyum,
kadang membuat orang menjadi luar biasa,
bahkan gila olehnya
Sejuta rasa yang entah bagimana menterjemahkannya,
tidak hanya sekedar rasa yang dirasakan.
Rasa itu
Yang ku alami
Kata sejuta rasa itu telah bersemayam.
Rasa yang membuat hati ku selalu tergetar,
rasa yang membuat semua terasa nyaman.
Kata yang selalu ku ingat,
semoga kata itu yang selalu membuat ku tersenyum.
Do'a ku kepada Tuhan untuk orang yg ku cinta dan untuk mu yang ku sayangi.
your_mine
banyak yang menginginkannya dan menunggunya.
Kata yang sangat bisa membuat orang menjadi tersenyum,
kadang membuat orang menjadi luar biasa,
bahkan gila olehnya
Sejuta rasa yang entah bagimana menterjemahkannya,
tidak hanya sekedar rasa yang dirasakan.
Rasa itu
Yang ku alami
Kata sejuta rasa itu telah bersemayam.
Rasa yang membuat hati ku selalu tergetar,
rasa yang membuat semua terasa nyaman.
Kata yang selalu ku ingat,
semoga kata itu yang selalu membuat ku tersenyum.
Do'a ku kepada Tuhan untuk orang yg ku cinta dan untuk mu yang ku sayangi.
your_mine
Senin, 24 Juni 2013
Fatwa Pujangga
Banyak ketakutan saat kita tidak bersama,
terpisah antara ruang dan waktu...
Hanya rasa sayang ini yang menguatkan ku,
kepercayaan yg kuberi akan mengobati kerinduan ku pada mu.
Ya tidak mesti dari terbit fajar sampai terbenam kita harus bersua...
Asal kamu ingat kesetiaan ku junjung tinggi dalam hidup..
Walau Aku di sakiti akan ku coba lagi untuk mempercayai,
dan sampai aku benar-benar mati akan semua dusta...
your_mine
Lorong Penembus Lengang
lama sudah ku jelajahi lorong ini seorang diri
menghadapi luka dan senang tanpa belahan jiwa
begitu terang aku menyadari kekurangan diri
merajut impian bersama ia yang menggenggam erat tanganku
sementara jera itu bukan soal mudah dalam hidup
aku jera ditinggalkan
aku jera diabaikan
aku jera dianggap mati
tapi aku tak jera mengulangi semua rasa demi mendapat luka yang terparah
agar aku kebal dan tahan lara
dan berhasil sudah....
sebuah kata usai mewakili
bukan mata yang memilih
bukan mulut yang berbicara
bukan akal yang berpikir keras
namun hati yang murni yang terlampau jujur
mengantarkan aku pada sang penembus lengang
jaga kepercayaan ini hingga usang tak berpenghuni
simpan cinta ini hingga lorong sendu menjadi kelabu
jadikan semua tetap kan indah meski keterjalan menghadang
sampai waktu dan peristiwa menyadari ujian apa pun kan kita lewati
bersamamu ku temukan pendamai baru
bersamamu yang ku jadikan naungan dalam lorong hidupku
tapi km harus tau....
bukan berarti tiap fajar dan senja kita harus bersua
cukupkanlah kepercayaan inti kau jadikan modal untuk kebersamaan abadi
karena...
kau dan aku telah menjadi kita
menghadapi luka dan senang tanpa belahan jiwa
begitu terang aku menyadari kekurangan diri
merajut impian bersama ia yang menggenggam erat tanganku
sementara jera itu bukan soal mudah dalam hidup
aku jera ditinggalkan
aku jera diabaikan
aku jera dianggap mati
tapi aku tak jera mengulangi semua rasa demi mendapat luka yang terparah
agar aku kebal dan tahan lara
dan berhasil sudah....
sebuah kata usai mewakili
bukan mata yang memilih
bukan mulut yang berbicara
bukan akal yang berpikir keras
namun hati yang murni yang terlampau jujur
mengantarkan aku pada sang penembus lengang
jaga kepercayaan ini hingga usang tak berpenghuni
simpan cinta ini hingga lorong sendu menjadi kelabu
jadikan semua tetap kan indah meski keterjalan menghadang
sampai waktu dan peristiwa menyadari ujian apa pun kan kita lewati
bersamamu ku temukan pendamai baru
bersamamu yang ku jadikan naungan dalam lorong hidupku
tapi km harus tau....
bukan berarti tiap fajar dan senja kita harus bersua
cukupkanlah kepercayaan inti kau jadikan modal untuk kebersamaan abadi
karena...
kau dan aku telah menjadi kita
Minggu, 23 Juni 2013
Kita Luar Biasa
Di sore menjelang
malam setelah ujian UAS terakhir dalam sejarah hidupku
Membeli sedikit cemilan
untuk di perjalanan sebelum sampai rumah
Di umah menatap
laptop mengakses jejaring facebook sementara bingung mau apa yang akan terlebih
dulu dilakukan
Karena esok adalah
hari menghadapi malam keakraban terakhir bersama kawan2 kelas
Dengan gontai dalam
rasa sedih senang dan tak sabar
Perlahan tapi
pasti setiap barang yang diperlukan dalam 2 hari 1 malam mulai masuk kedalam
tas gendutku
Tak lupa dogi
sebagai jubah kebesaran untuk latihan selepas sampai dari ungaran
Tak seperti biasa
tidurku lebih awal, agar aku bias bangun pagi-pagi
Pagi pun tiba luar
biasa aku bangun pagi kali ini
Cepat-cepat diri
ini menghampiri kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus
ungu sembari mengemasi perlengkapan mandi
Tiba di parkiran
kampus 5 langkah beranjak dari motor seorang kawan di ujung arena parker
menelfon mengomando agar aku memindahkan motor di lokasi penitipan yang sudah
ditetapkan
Sejenak aku
bertanya “teman yang lain ke mana bang?”
“Ada di gazebo!”
katanya
Dua tas kakak
beradik menemaniku kali ini
Di gazebo kawan2
sudah siaga menyongsong perjalanan jauh 4 jam
Ternyata jam
keberangkatan mindur 2 jam dari yang ditargetkan
Hebatnya semua
tetap senang kecuali bapak sopir bus tentunya yang sudah kering menunggu sedari
pagi buta untuk keberangkatan
Memilih-milih tempat
duduk dan fix sudah akhirnya kami berangkat juga
Layaknya anak
kecil begitu bus mulai bergerak semuanya berteriak kegirangan
Perjalanan terasa
lama meski diiringi nyanyian dan obrolan ringan
Tiba di lokasi
ternyata kami harus jalan kaki sampai penginapan yang lelah, pegal, keringatan,
sampai berkunang2 pun ada…
Istirahat setelah
perjalanan dan acara game malam keakraban pun berlangsung
Diselingi Sholat
jamaah bersama
Nyala redup lilin
benar2 membuat aku tercengan
Secepat inikah
kebersamaan dalam dunia kuliah kami usai
Di mana bahkan ada
beberapa yang baru saja aku kenal baik
Di mana susah
sedih bersama menerima tugas dan berjuang bersama dalam kelas
Seraya menampung
kegelisahan akan perpisahan dinginya hawa gunung pun tak mampu membuatku
meringkuk malam itu
Namun kala pagi
dingin mulai menusuk tulang tapi untunglah sudah waktunya Subuh sekalianlah
bangun melaksanakan kewajiban dan goooooo…..
Foto2 narsis
menunggu kawan lain bangun dan cussssss mendaki gunung
Menerobos ke Sembilan
candi ditemani pemandangan indah tak terlupakan
Meski hati rontok
tak karuan mengetahui banyak makhluk yang tak ku sukai di sana
Hati senang riang
berfoto ria dan bercanda syik di tengah hamparan alam manis dan cantik
Selesai sesi foto
dan naik gunung mampirlah di sebuah warung souvenir membeli gelang2 gak jelas
Beranjak menuju
penginapan seorang kawan memanggil dan yeeee…. Dapat sate kelinci gratis…
Kembali ke
penginapan bersih-bersih dan makan siang,
Makan siang dengan
menu paling enak
Tibalah saat
penutupan bersama, berdoa dan berjabat tangan
Siapa sangka air
mata tumpah ruah tak pria maupun wanita semua merasa kehilangan
Aku sedih tapi aku
tak menanis karena ku rasa cukup semua ini menjadi awal dari kesuksesan kami
semua
Perjalnan pulang terasa
sepi
Terlihat lelah dan
kusut di wajah kawan2
Tapi aku tetap
ngoceh tiada akhir..dari pada toying
Membawa segudang
kenangan dan beberapa kawan baru, waktu pulang terasa lebih cepat
Instruksi hati dan
pikiranku melaju jangan lupakan saat2 ini dan kemarin
Menjelang Maghrib
sampailah di kampus tercinta
Kala lampu terang
menyala dalam bus semua berteriak, jujur arti teriakanku saat itu adalah
sedikit ekspresi ketidakrelaanku semua ini berakhir cepat
Langkah berat
menuju kos kawan dalam rangka persiapan latihan
Menyisakan rasa
lara yang sulit dilukiskan dalam kebahagiaan yang terselubung
Tahukah kita,
bahwa kita luar biasa?
Tahukah kita,
bahwa kita adalah gerbang penerima perbedaan?
Tahukah kita,
bahwa kita kini mulai hidup untuk jenjang nyawa yang lebih berada?
KITA ADA, KITA
HEBAT, DAN KITA BISA MERAJAI DUNIA 10-S1SI-06
Minggu, 16 Juni 2013
Bagaimana Bisa?
Mempercayaimu
apakah karena aku masih tergolong polos?
Menganggapmu
sahabat seperti kau adalah seorang pendamai
Melewati malam dan
berbagai cerita bersama
Tapi….
Bagaimana bisa…
Aku mempercayaimu
dan kau membuang dengan mudah kepercayaanku…
Di awal mereka
katakana padaku bahwa kau bukan orang terpercaya…
Aku tolak kata
mereka dan aku yakin kau masih akan melindungi kepercayaanku…
Dan sekarang..
Aku melihat dan
mendengar kemudahanmu menuangkan ungkapanku pada telinga orang lain….
Pedih rasanya… aku
kehilanganmu yang aku percaya….
Bisa apa aku tetap
manusia biasa dengan beragam kelemahan…
Tak akan
kujatuhkan harga dirimu karna aku tau 3 insan telah menganggapmu seperti aku
menanggapmu kini…
Karna kau telah
lari dan tak menemui kami…
Larilah sejauh
mungkin tapi maaf seandainya kau kembali aku tak mampu menerimamu seperti dulu
itu….
Rabu, 12 Juni 2013
CARAKU
semua berasal dari sini maka kan saya akhiri di sini...
mengejar jauh impian hidup..
biar cinta terbelah sebelas,
biar masalah meraung rengkat,
biar malu mengepung bahu,
biar sakit merambah luas,
bisar asa mengancam jerat,
biar fitnah mengintai jalan...
doa kan terus panjang teruntai...
semangat kan tetap merajai...
perjuangan kan tetap tiada akhir...
keyakinan kan kan tetap digenggam...
tampat keras semangat yang tertidur, takkan ku fikir untuk mundur
sayat lebar titik jenuh, buat semua makin gaduh
remukkan kebekuan suasana, panen ria hasil kerja sama
mengejar jauh impian hidup..
biar cinta terbelah sebelas,
biar masalah meraung rengkat,
biar malu mengepung bahu,
biar sakit merambah luas,
bisar asa mengancam jerat,
biar fitnah mengintai jalan...
doa kan terus panjang teruntai...
semangat kan tetap merajai...
perjuangan kan tetap tiada akhir...
keyakinan kan kan tetap digenggam...
tampat keras semangat yang tertidur, takkan ku fikir untuk mundur
sayat lebar titik jenuh, buat semua makin gaduh
remukkan kebekuan suasana, panen ria hasil kerja sama
Sabtu, 25 Mei 2013
Darah Hitam
Nggak usah peduliin hati yang udah mampus
Semangkok kerendahan hati melekat hangus
Segerombol hewan yang mengaku orang itu semakin haus
Haus akan darah hingga jadi kurus
Pikirnya jalan akhirat nanti juga akan mulus
Padahalkan mereka cuma tikus
Ada di tiap kota, aparat sampai kualahan untuk meringkus
Merusak sistem kenegaraan, saraf ekonomi, jalinan silaturahmi tak ubahnya virus
Tali romantika dan rantai hidup udah putus
Planet bumi nelangsa tak terurus
Si gendut langsung kurus
Si cerdas didepak dari kampus
Kalau dijumlah semua gara-gara fulus
Semangkok kerendahan hati melekat hangus
Segerombol hewan yang mengaku orang itu semakin haus
Haus akan darah hingga jadi kurus
Pikirnya jalan akhirat nanti juga akan mulus
Padahalkan mereka cuma tikus
Ada di tiap kota, aparat sampai kualahan untuk meringkus
Merusak sistem kenegaraan, saraf ekonomi, jalinan silaturahmi tak ubahnya virus
Tali romantika dan rantai hidup udah putus
Planet bumi nelangsa tak terurus
Si gendut langsung kurus
Si cerdas didepak dari kampus
Kalau dijumlah semua gara-gara fulus
Nafas Dari Gerbang Pemusnah
Segar ingatan tusukan pedang di dada
Desah nafas mengkritik habis sisa nestapa
Berputar utuh, memandang belenggu kalbu
Nampak gerbang baja kokoh berlapis embun pagi
Pembelenggu itu berkata
"Ikhlaskan... maka kau akan lewati gerbang itu dengan mudah"
Termangu dalam tatap tak bergerak
Suara itu menyentak kuat degub jantung
Musnah hilang harapan dalam angan
Mengulang luas kenangan lama waktu untuk merelakan dalam doa terngiang suara alam
"Selalu ada yang menunggu di luar gerbang untuk bahagiamu"
Desah nafas mengkritik habis sisa nestapa
Berputar utuh, memandang belenggu kalbu
Nampak gerbang baja kokoh berlapis embun pagi
Pembelenggu itu berkata
"Ikhlaskan... maka kau akan lewati gerbang itu dengan mudah"
Termangu dalam tatap tak bergerak
Suara itu menyentak kuat degub jantung
Musnah hilang harapan dalam angan
Mengulang luas kenangan lama waktu untuk merelakan dalam doa terngiang suara alam
"Selalu ada yang menunggu di luar gerbang untuk bahagiamu"
Minggu, 03 Februari 2013
Jangan Lagi Tentang Perasaan
Pengakuan baru saja
kubuat di kedua sahabat luar bisaaku
Mereka marah,
menyesalkan, dan terkejut kala itu
Pengakuan aneh
muncul dari bibir pedasku
Pertama dalam
hidup aku mengakui aku pernah mengasihinya
Mungkin aku menyesal
setelah mengetahui bahwa kau pun dulu sebenarnya mengasihiku
Namun aku tak bisa,
sungguh tak bisa…
Karena ada orang
ketiga yang pun mencintaimu
Melewati batas
kesempurnaan dan kedewasaan aku jadikan satu kalian berdua
Aku sakit,
meringis tragis dalam hati
Dan semua pernah
ku rasa berlalu
Sebuah harapan bahwa
dengan manja, pesona, dan sisi lain seorang ia dapat membahagiakanmu
Sulit sungguh tak bisa
kulupakan kata2nya tentang aku yang terlanjur menggores hatiku
Aku faham dan aku
tau dia tak suka padaku
Tapi aku bisa apa
jika aku bersamamu maka ia akan tersakiti
Sementara aku
sadar betul ia tak sekuat aku
Sementara ia
mengaku kan lari dari semua tanggungkawab yang sudah kita percayakan bila kau
tak bersamanya
Pernah ku berfikir
jika membahagiakan ia saja kau tak mampu
Jika memegang
kendali amarahnya saja kau kualahan
Bisakah kau jadi
imamku?
Terlepas dari apakah
dengan saling memiliki kalian bahagia?
Baru ku sadari
bukan dari satu sisi penerimaan kita kan bahagia
Tapi dari timbal balik
umpan hati yang terpautkan
Aku sudah jera,
mati rasa melihat kalian dalam gandeng tangan dan kata cinta
Maka ku buat
kalian benci padaku dengan harapan aku bisa mebenci kalian
Lalu ku hapus
semua foto kau dan aku dalam 1 frame
Dan kutenggelamkan
kepedihan dalam tangis yang tak terealisasi
Aku hanya ingin
kau tau aku bukan gadis lemah
Aku hanya ingin
kau bahagia,
Jika kau bersamaku
mungkin kau dan dia menderita
Tapi jika kau
bersamanya mungkin kalian akan bahagia
Meski cintamu baru
tumbuh di pertengahan jalan
Paling tidak 2
bahagia 1 menderita lebih baik
Dari pada 1
bahagia dan 2 menderita
Semua rasa dan asa
yang ku tuangkan dalam kisah diatas pun melebur hangus
Ketika aku tahu ia
yang sudah pernah aku percayai untuk membahagiakanmu
Membagi dua
hatinya untuk orang lain
Membandingkanmu dengan
sosok idamannya yang lain
Menyesali apa yang
telah terjadi bersamamu
Terus mengumbar
wajah muram di hadapanmu
Aku harus apa?
Rasa ngilu di dada
ini dua kali lipat
Andai bisa ku katakana
padanya..
“cukup cukupkanlah…
kerelaan ini sudah buat aku terhempas jauh jangan lagi kau bakar musnah dengan
sebuah pengianatan hati”
Aku tak mau ia
menyakitimu
Jadi jangan bicara
tentang perasaan padaku
Karena kalian tak
tau nseperti apa rasa ini ketika melihat kalian
Jadi jangan sok
kuat di depanku karena hati ini sudah tak kenal lagi cemburu
Bahkan aku suap
hatiku sendiri demi tetap berdirinya sebuah perkumpulan sejati
Langganan:
Postingan (Atom)